Observasi Sutomo 2
06.01
Bab 1
Pendahuluan
Pendidikan merupakan
suatu proses bagi seseorang untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik.
Pendidikan sudah diterapkan dari masa nenek moyang manusia. Tidak ada kata
terlambat dalam menempuh pendidikan. Setiap orang berhak mendapatkan
pendidikan. Ada beberapa pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan bisa saja bermula dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan
oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam
kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum
kelahiran.Pendidikan bisa diperoleh baik secarah formal dan nonformal. Pendidikan
Formal diperoleh dalam kita mengikuti progam-program yang sudah dirancang
secara terstruktur oleh suatu intitusi, departemen atau kementerian suatu
negara. Pendidikan non formal adalah pengetahuan yang
didapat manusia (Peserta didik) dalam kehidupan sehari-hari (berbagai
pengalaman) baik yang dia rasakan sendiri atau yang dipelajarai dari orang lain
(mengamati dan mengikuti).
Dalam Kamus Bahasa
Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan , yang berasal dari kata
“didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik”
artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran.
Bab 2 Landasan Teori
2.1 Mengelola Kelas Secara Efektif
Manajemen kelas yang efektif
memaksimalkan kesempatan belajar anak-anak. Para ahli dalam manajemen kelas
mengungkapkan bahwa telah terjadi perubahan pemikiran tentang cara terbaik
untuk mengelola kelas. Pandangan sebelumnya lebih menekankan pembuatan dan
penerapan peraturan dalam mengendalikan perilaku siswa. Pandangan terbaru lebih
memfokuskan diri pada kebutuhan siswa dalam memelihara hubungan dan kesempatan
untuk meregulasi diri. Manajemen kelas yang mengorientasikan siswa ke arah
kepasifan dan kepatuhan dengan peraturan yang ketat bisa merusak keterlibatan
mereka dalam pembelajaran yang aktif, tingkat pemikiran yang lebih tinggi, dan
konstruksi sosial pengetahuan. Tren baru dalam manajemen kelas menempatkan
lebih banyak penekanan pada pembimbingan siswa ke arah disiplin diri dan lebih
sedikit penekanan pada pengendalian siswa secara eksternal. Dalam tren saat ini
yang berpusat pada siswa, guru lebih dianggap sebagai pembimbing, coordinator,
dan fasilitator. Model manajemen kelas yang baru tidak berarti masuk kedalam
model yang permisif. Penekanan terhadap perhatian dan regulasi diri siswa tidak
berarti bahwa guru melepaskan tanggung jawab atas apa yang terjadi di dalam
kelas.
2.2 Masalah-Masalah pada Kelas yang
Besar dan Berpotensi Menimbulkan Kekacauan
Ø Ruang kelas itu multidimensional,
ruang kelas adalah tempat untuk banyak aktivitas yang berkisar dari aktivitas
akademis sampai aktivitas sosial. Guru harus terus mencatat dan memantau
perkembangan siswa.
Ø Aktivitas terjadi secara bersamaan,
banyak
aktivitas kelas terjadi secara bersamaan.
Ø Hal-hal terjadi dengan cepat, peristiwa-peristiwa
seringnya terjadi dengan cepat di ruang kelas dan sering kali membutuhkan
respon saat itu juga.
Ø Peristiwa sering kali tidak dapat
diprediksi, meskipun sudah merencanakan aktivitas
hari itu dan sangat teratur, peristiwa yang tak terduga tetap akan terjadi.
Ø Hanya ada sedikit privasi, ruang
kelas adalah tempat umum dimana siswa mengobservasi bagaimana guru menangani
masalah kedisiplinan, peristiwa yang tidak terduga, dan keadaan yang membuat
frustasi. Sebagian besar dari apa yang terjadi pada seorang siswa diobservasi
oleh siswa lain dan siswa membuat atribusi tentang apa yang terjadi.
Ø Ruang kelas memiliki sejarah, siswa
mempunyai kenangan tentang kejadian sebelumnya di kelas mereka. Mereka
mengingat bagaimana guru menangani maslaah kedisiplinan sebelumnya, dimana
siswa mendapatkan lebih banyak hak istimewa daripada siswa lain, dan apakah
guru bertindak sesuai janjinya. Beberapa minggu pertama tahun ajaran sekolah
adalah penting untuk menetapkan prinsip-prinsip manjemen kelas.
Sifat
kelas yang besar dan kompleks bisa menimbulkan masalah apabila kelas tidak
dikelola secara efektif. Masalah seperti ini merupakan persoalan umum yang
utama tentang sekolah. Kurangnya kedisiplinan dianggap sebagai masalah yang
paling penting kedua, setelah kurangnya dukungan financial (Gallup Poll, 2004).
2.3
Strategi dan Tujuan Manajemen
Manajemen kelas yang efektif
bertujuan untuk:
Ø Membantu siswa menghabiskan lebih
banyak waktu untuk belajar dan lebih sedikit untuk perilaku yang tidak mengarah
pada tujuan. Manajemen kelas yang baik akan membantu
memaksimalkan waktu pembelajaran guru dan waktu belajar siswa.
Ø Mencegah siswa mengembangkan
masalah. Sebuah kelas yang dikelola dengan baik tidak hanya
membantu perkembangan pembelajaran, tetapi juga membantu mencegah berkembangnya
masalah akademis dan emosional. Kelas yang dikelola dengan baik membuat
siswa-siswa tetap sibuk dengan tugas yang aktif dan menantang, melakukan
aktivitas yang membuat siswa menjadi terpikat dan termotivasi untuk belajar,
serta menetapkan peraturan yang jelas yang harus diterima oleh siswa.
2.4
Gaya Penyusunan Ruang Kelas
Ø Gaya
Auditorium (auditorium style), semua siswa duduk menghadap guru. Susunan ini
mencegah kontak siswa secara berhadap hadapan dan guru bebas untuk bergerak
kemana pun didalam ruangan.
Ø Gaya
berhadap-hadapan (face-to-face style), siswa duduk menghadap satu sama lain.
Gangguan dari siswa lain akan lebih tinggi daripada dalam gaya auditorium.
Ø Gaya
off-set (off-set style), siswa dalam jumlah kecil (biasanya tiga atau empat)
duduk di meja, tetapi tidak duduk berseberangan secara langsung dari satu sama
lain. Gaya ini menghasilkan lebih sedikit gangguan daripada gaya
berhadap-hadapan dan bisa efektif untuk aktivitas belajar yang kooperatif.
Ø Gaya
seminar (seminar style), siswa dalam jumlah besar (sepuluh atau lebih) duduk
dalam susunan sirkuler, empat persegi, atau bentuk U.
Ø Gaya
kelompok (cluster style), siswa dalam jumlah kecil (biasanya empat sampai
delapan) bekerja dalam kelompok kecil yang berdekatan.
2.5 Menjadi seorang komunikator
yang baik
2.5.1 Komunikasi Verbal
Ketika berbicara di dalam kelas dan
dengan siswa,, salah satu hal terpenting yang harus diingat adalah untuk dengan
jelas mengomunikasiskan informasi. Kejelasan berbicara sangatlah penting dalam
pengajaran yang baik. Para ahli komunikasi merekomendasikan untuk mengganti
pesan “Anda” dengan pesan “Saya” karena membantu untuk mengalihkan percakapan
kea rah yang lebih konstruktif dengan mengungkapkan perasaan tanpa menilai
orang lain. Kemudian aspek lain dalam komunikasi verbal melibatkan bagaimana
orang-orang menghadapi konflik.
2.5.2 Komunikasi Nonverbal
Selain dengan berbicara, guru juga dapat
berkomuniasi melalui bagaimana dia melipat tangan, melemparkan pandangan,
menggerakkan mulut, menyilangkan kaki, atau menyentuh orang lain.
2.6 Menangani Perilaku Bermasalah
Intervensi bisa dikarakteristisasikan
sebagai minor atau moderat. Intervensi minor melibatkan penggunaan petunjuk
nonverbal, membiarkan aktivitas tetap berjalan, mendekati siswa, mengalihkan
perilaku, memberikan pembelajaran yang dibutuhkan, secara langsung dan tegas
memberitahu siswa tersebut untuk menghentikan perilaku tersebut, serta memberi
siswa sebuah pilihan. Intervensi moderat melibatkan tidak memberikan hak
istimewa atau aktivitas yang diinginkan, mengasingkan atau memindahkan siswa,
serta memberikan hukuman.
Kekerasan adalah persoalan utama yang semakin meningkat di sekolah.
Bersiaplah untuk tindakan agresif dari pihak siswa sehingga guru bisa dengan
tenang menghadapinya. Berusahalah untuk emnghindari argument atau konfrontasi
emosional.
Bab 3 Landasan Teori
3.1. Rundown Kegiatan
Observasi (Jum’at, 31 Maret 2107)
·
07.45 s/d 08.00: Berdiskusi dengan dewan
pengajar sebelum melakukan observasi.
·
08.00 s/d 08.15: Dewan pengajar
membimbing siswa bernyanyi dan berbicara menggunakan bahasa mandarin.
·
08.15 s/d 08.30: Dewan pengajar
memeberikan latihan pada siswa
·
08.30 s/d 09.15: Dewan pengajar
membimbing siswa bernyanyi dan berbicara menggunakan bahasa indonesia.
·
09.15 s/d 09.30: Istirahat.
·
09.30 s/d 10.00: Tim observasi
memberikan games kepada siswa.
·
10.30 s/d 11.00: Tim observasi
memberikan beberapa pertanyaan pada siswa.
·
11.00 : Selesai
3.2. Sistematika Observasi
·
Kelompok tiba
di TK Sutomo 2 pada pukul 07.40dan langsung menuju ruang kepala sekolah
untuk melakukan diskusi dan meminta izin pemakaian kelas dengan tujuan untuk
dapat melakukan sebuah observasi sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar
di sekolah.
·
Pukul
08.00 anak-anak sudah duduk rapi didalam kelas dan siap untuk belajar. Kelas dipimpin oleh dua dewan pengajar, salah seorang
dewan pengajar membuka kelas dengan bernyanyi menggunakan bahasa mandari yang
sepertinya sudah sangat dihafal oleh para siswa, karena mereka dapat mengikuti
nyanyian dewan pengajar tersebut dengan baik.
Dewan pengajar tersebut kemudian mengeluarkan buku panduan yang dimiliki semua siswa, lalu membimbing para siswa untuk mengeja menggunakan bahasa mandarin dengan alat bantu gambar yang sudah tersedia di buku panduan tersebut. Setelah itu dewan pengajar menjelaskan maksud gembar tersebut dengan metode cerita, adapun topik yang dibahas di bukunpanduan tersebut mengenai petir.
Dewan pengajar tersebut kemudian mengeluarkan buku panduan yang dimiliki semua siswa, lalu membimbing para siswa untuk mengeja menggunakan bahasa mandarin dengan alat bantu gambar yang sudah tersedia di buku panduan tersebut. Setelah itu dewan pengajar menjelaskan maksud gembar tersebut dengan metode cerita, adapun topik yang dibahas di bukunpanduan tersebut mengenai petir.
Setelah itu dewan pengajar kembali mengajak siswa untuk bernyanyi, tetap
menggunakan bahasa mandarin, yang juga sudah dihafal dengan baik oleh para
siswa.
·
Pukul 08.15
para siswa diberi latihan menulis dengan tulisan sambung seperti yang
dicontohkan oleh dewan pengajar dipapan tulis. Setelah itu dewan pengajar juga
memberika latihan menghitung kepada para siswa.
·
Pukul
08.30 anak-anak sudah siap melakukan latihan yang diberikan oleh dewan
pengajar. Kelas kemudian dipimpin oleh dewan
pengajar untuk bernyanyi, namun kali ini menggunakan bahasa indonesia akan
tetapi beberapa siswa masih kesusahan untu mengikuti dikarenakan beberapa dari
mereka menggunakan bahasa mandarin sebagai bahasa dasar dilingkungan keluarga
mereka, akan tetapi tidak ada kendala yang sangat berarti karena beberapa murid
yang mampu mengikuti dengan baik tetap bersemangat bernyanyi sehingga menutupi
kekuranagn dari teman-temannya yang tidak lancar.
Kelas ini sangant cocok dijadikan sebagai contoh kelas multikultural,
dikarenakan aanya perbedaan suku dan ras baik diantara dewan pengajar dan
siswa, akan tetapi kelas tetap berjalan dengan baik tanpa membedan ras yang
satu dengan ras yang lain, bahkan siswa mampu dalam beradaptasi dengan
kehadiran tim observasi sekalipun berasal dari ras ataupun suku yang berbeda
dengan siswa tersebut. Akan tetapi para siswa tetap mau bermain bersama
personel dari tim observasi.
Setelah bernyanyi dewan pengajar bantuan buku panduan mengajak siswa
untuk mengeja menggunakan bahasa indonesia, dengan tema yang sama yaitu petir,
dan dengan metode yang sama juga. Hal ini juga membantu tim observasi yang
tidak bisa berbahasa mandarin memahami apa yang diajarkan dewan pengajar pada
sesi pertama kepada siswanya. Dan hali ini sekaligus membantu melatih para
siswa yang masih belum terbiasa menggunakan bahasa indonesia. Kemudian kelas kembali dilanjutkan dengan
bernyanyi yang dipandu oleh dewa pengajar, tetap menggunakan bahasa indonesia.
·
Pukul 09.15 siswa beristirahat dan
memakan bekal-bekal yang telah dibawa mereka dari rumah. Beberapa siswa ada
yang disediakan oleh sekolah.
·
Pukul 09.30 siswa yang sudah selesai
makan sudah bersiap untuk melanjutkan pelajaran. Kali ini tim observasi
dipersilahkan oleh dewan pengajar untuk memimpin kelas, dan kesempatan ini tim
observasi gunakan untuk memeberikan games. Dimana sebelum games dimulai tim
observasi memnjanjikan hadiah bagi pemenang games.
Tujuan diadakan games adalah, (1) untuk
melihat jiwa kompetitif para siswa terkait dengan hadiah yang diperebutkan,
yang mana tim observasi mengiming-imingi siswa dengan coklat. (2) untuk melihat
jiwa kejujuran yang ada pada siswa, yang mana tim observasi mempersilahkan
siswa yang gagal untuk tidak mengikuti babak selanjutnya, tanpa diperintahkan
oleh tim observasi.
Games dimulai dengan salah seorang tim
dari tim observasi meminta siswa untuk berdiri dan kemudian menjelaskan games
yang akan dimainkan, yakni games ‘Topi Saya Bundar”. Games dilakukan dengan
menyanyikan lagu topi saya bundar dengan gerakan yang sudah diperagakan oleh
tim observasi, akan tetapi pada saat bernyanyi tim observasi yang memimpin games
akan memeperagakan gerakan yang salah. Apa bila ada siswa yang melakukan
gerakan yang salah maka tim observasi akan mempersilahkan yang salah untuk
duduk. Kemudian games dilanjtkan dengan siswa yang masih bertahan.
Beberapa siswa yang gagal tidak mau untuk
duduk dikarenakan dua hal (1) siswa tidak mengerti dengan games yang dimainkan,
yang diketahui dari raut wajah siswa yang kebingungan selama mengikuti games.
(2) siswa menginginkan hadiah tersebut, yang diketahui dari aktifnya siswa
mengikuti games akan tetapi ketika ia salah ia tak mau untuk duduk. Games
diakhiri dengan pemberian hadiah kepada beberpa siswa yang mampu bertahan.
·
Pukul 10.30 tim obervasi melanjutkan
kesempatan yang diberikan oleh dewan pengajar dengan memberikan quiz berupa
teka-tekiguna melatih critical thinking mereka. Quiz yang diberikan berkaitan
dengan buah-buahan dan hewan, dimana tim observasi yang memberikan quiz
menjelaskan ciri-ciri dari buah atau hewan tersebut. Kemudian meminta siswa
yang mengetahui jawabannya untuk mengangkat tangan sebelum menjawab. Siswa yang
menjawab dengan benar kali ini diberi hadiah permen.
Siswa yang dalam kesempatan sebelumnya
gagal mendapatkan coklat sangat antusias untuk menjawab teka-teki yang
diberikan oleh tim observasi, bahkan mereka yang berhasil pada sesi games tak
mau ketinggalan untuk menjawab pertanyaan. Sesi quiz pun diakhiri begitu permen
yang disediakan habis, dan setiap siswa mendapat kesempatan untu menjawab.
·
Pukul 11.00 kegiatan observasi pun diakhiri
dengan sesi foto bersama dengan siswa dan guru. Dilanjutakan dengan perginya ke
ruang kepala sekolah untuk dapat mengucapakan kata terima kasih kepada kepala
sekolah yang bersangkutan atas kerja samanya sehingga proses observasi dapat
belajalan dengan lancar.
Testimoni ketika observasi:
Anthony: Gurunya ramah sampai mengantar kami ke kelas yang diajari olehnya.
Anak muridnya KAWAII semua. Waktu ku membantu Fadhil dalam memberikan arahan
kepada murid terhadap gamesnya, kami mengalami kesulitan karena mereka kurang
fasi
Flo:Gurunya membantu kami berkomunikasi dengan anak anak dengan bahasa
mandarin. Kami butuh belajar bahasa mandarin ahahaha.
Syifa:Keaktifan anak-anak yang bersemangat ingin mendapat coklat dan
permen. Padahal sebelumnya ngak bersemangat mereka. Tapi mereka tetep juga
lucu.
Fadhil:Biarpun mereka awalnya bingung mengikuti saya ketika bernyanyi dan
mengikuti gerakan, tetapi mereka cukup aktif. Pertama-tama waktu diarahkan
mereka semua bengong.
Fajri Zahara: anak anak sangat
menyenangkan dan ramah pada kami, walaupun awalnya malu malu.
Farah: anak anaknya mau diajak bekerja
sama, terumata urusan foto. Mereka sangat ramah pada kami. Waktu diteriaki
“Ayok foto adik-adik” wuih… langsung semua ngumpul berderet hahaha.
Larasati: Wes keren lah anak-anak sutomo
ini, walau kurang bisa bahasa Indonesia cuman pemantapan bahasa inggris,
mandarin, dan cina mereka keren. Salut dah ama mereka.
Psikologi pddk buat apa sih?
09.29
Sebenarnya apa gunanya belajar Psikologi Pendidikan?
Hellooowwww jangan keliru guys, kita sebagai calon sarjana psikolog ini juga harus belajar cara-cara untuk menghadapi murid juga loh. Untuk beberapa kasus dimana kita harus mengajarkan teman atau saudara kita mengenai sesuatu kita juga harus mengerti cara yang paling efisien untuk mengajari mereka. Dan untuk mengetahui cara itu bagaimana? Helooowww Kita kan belajar Psikologi pendiikan……
Nah dari sinilah kita mengerti, mungkin disuatu saat kita sedang mengajari ponakan kita mengenai tambah-tambah tetapi mereka tidak menanggapi dengan serius. BOOM… OPERANT CONDITIONING berperan disana. Beri dia sebuah reward untuk dapat bisa mengerjakannya. Sebagai contoh lainnya kita sering melihat bahwa banyak dari teman kita kehilangan motivasi. Kita dapat memberikan dorongan motivasi agar dia dapat bekerja kembali, berproduktif lagi. Itu yang dapat kita dapatkan ketika mempelajari Psikologi Pendidikan ini
Hellooowwww jangan keliru guys, kita sebagai calon sarjana psikolog ini juga harus belajar cara-cara untuk menghadapi murid juga loh. Untuk beberapa kasus dimana kita harus mengajarkan teman atau saudara kita mengenai sesuatu kita juga harus mengerti cara yang paling efisien untuk mengajari mereka. Dan untuk mengetahui cara itu bagaimana? Helooowww Kita kan belajar Psikologi pendiikan……
Nah dari sinilah kita mengerti, mungkin disuatu saat kita sedang mengajari ponakan kita mengenai tambah-tambah tetapi mereka tidak menanggapi dengan serius. BOOM… OPERANT CONDITIONING berperan disana. Beri dia sebuah reward untuk dapat bisa mengerjakannya. Sebagai contoh lainnya kita sering melihat bahwa banyak dari teman kita kehilangan motivasi. Kita dapat memberikan dorongan motivasi agar dia dapat bekerja kembali, berproduktif lagi. Itu yang dapat kita dapatkan ketika mempelajari Psikologi Pendidikan ini
Multicultural??
08.20
Pendidikatan Multicultural
Sebelum kita membahas tentang
pendidikan multicultural itu sendiri kita juga harus melihat masyarakat di
sekitar kita. Apakah seseorang dari ras yang berbeda diterima oleh mereka? Apakah
perbedaan diantara ras itu dihargai? Ketika kita melihat adanya tentang
perbedaan ini kita seharusnya dapat menghargai tentang perbedaan itu. Karena setiap
orang diciptakan berbeda, jikalau kita diciptakan semua sama tentunya hidup
kita tidak akan banyak bewarna.
Pendidikan
multicultural adalah sebuah pendidikan dimana kita diajarkan untuk dapat
menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok
kultural. Didalam pendidikan ini kita diajarkan untuk dapat mengerti bahwa
setiap manusia itu berbeda dan ktia harus menghargainya dan semua murid itu
harus disama ratakan, tidak ada yang namanya orang hitam, cina, bule, dan lain
sebagainya. Selain kita membahas tentang ras kita juga tidak boleh membedakan
seseorang dari status ekonomi, gender, dan status sosial. Pembelajaran dari
sebuah pelajaran juga seharusnya tidak boleh mengandung arti diskriminasi,
rasisme, dan SARA. Larangan tersebut bukanlah membuat kita menjadi sensitive terhadap
isu tersebut, malah seharusnya membuat kita lebih peduli dan lebih peka
terhadap isu tersebut.
Pendidikan
multicultural adalah sebuah mata pelajaran dimana pembimbing harus mengajarkann
hal yang relevan secara kultural kepada murid-muridnya untuk membuat pengajaran
lebih efektif. Pendidikan multicultural mengajarkan kita untuk berpusat kepada
isu, dimana murid-muridnya dilatih untuk dapat mengerti dan berpikir secara
sistematis mengenai masalah yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan
sosial. Setelah kita mengajari anak mengenai permasalahan atau isu-isu yang
beredar, kita juga harus mengajarkan mereka untuk dapat bekerja sama antar
golongan yang berbeda. Sebagai contohnya seorang psikolog yang bernama Eliot
Aronson mengembangkan sebuah konsep yang dinamakan Kelas Jigsaw. Kelas jigsaw
ini merupakan kelas dimana sebagian dari murid-muridnya memiliki latar belakang
yang berbeda-beda dan dari setiap individu tertsebut yang memiliki latar
belakang yang berbeda digabungkan menjadi sebuah tim yang akan ditugaskan oleh
guru mereka untuk memperoleh sebuah tujuan yang sama.
Sekarang
pembahasan mengenai kontak personal dengan orang lain yang memilki latar
belakang yang berbeda. Sebuah hubungan sangatlah penting untuk dapat membuat
sebuah koneksi antar individu semakin erat, terutama bila mereka datang dari
sebuah kelas yang berbeda. Jika terjadi sebuah kondisi dimana seseorang dari
kelas yang berbeda bertemu dengan kelas yang berbeda juga sering kali kita
melihat sebuah kecanggungan diantara mereka, terkadang juga kita melihat sebuah
tembok yang tak terlihat berada diantara mereka. Nah, ketika hal ini terjadi
sebuah percakapan mengenai keseharian dirumah dapat memecahkan tembok tersebut
dan membuat mereka bertambah 1 teman dari sebuah golongan yang berbeda. Perspektif
juga merupakan sebuah hal yang penting dalam pendidikan multicultural ini
karena jika kita melihat seseorang dari sudut pandang kita sendiri maka
misperception pun akan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu ketika kita
menilai seseorang atau suatu tindakan maka kita harus melihat dari sudut
pandang mereka juga. Bisa jadi dari sebuah etnis atau sebuah ras telanjang dan
menunjukkan payu dara merupakan kewajaran, bahkan mereka menjunjung tinggi hal
tersebut. Jika kita beradu pendapat dengan perspektif yang kita pertahankan
maka kita akan pastinya kehilangan sesuatu.
Bias,
bias merupakan sesuatu yang wajar disetiap orang. Masing-masing persepsi
seseorang juga dapat terbiaskan oleh sesuatu. Maka kita yang seharusnya menjadi
seorang pengajar yang berlandaskan ilmu psikologi kita haruslah dapat
mencegahnya dengan menaruh ruangan kelas dengan berbagai poster dimana isi
poster itu berupa kata-kata motivasi dari setiap etnis yang berbeda, kita juiga
dapat menaruh sebuah gambar dimana terdapat banyak orang dari kelompok yang
berbeda bersatu untuk melakukan sesuatu, membantu siswa untuk menolak steriotip
yang ada di masyarakat, dan yang terakhir dukunglah siswa untuk mengikuti
sebuah kegiatan atau aktifitas yang dimana mereka akan bersosialisasi dengan
etnis atau golongan lain. Pembuatan sebuah kegiatan charity merupakan alternatif
dimana murid akan berinteraksi dengan individu lain dan membantu mereka dalam
segi toleransi dan penghilangan bias.
Sudah
seharusnya setiap manusia sekarang untuk bangun dan memulai sebuah masyarakat
yang produktif, yang dapat saling membantu antar sesama manusia walaupun
berbeda Suku, Adat, Ras, dan Agama (SARA). Kita sebagai mahasiswa Psikologi
juga harus memiliki peran untuk mendidik generasi berikutnya dalam membangun
sebuah masyarakat yang ideal ini dimana perselisihan, pertikaian, dan
permasalahan yang dilandaskan atau didasarkan oleh SARA menjadi hilang sehingga
masyarakat dapat menerima perbedaan-perbedaan yang ada
Apa itu Belajar?
03.51
Belajar
Apakah kita tahu tentang apa yang
dimaksud dengan belajar itu? Apa kita tahu bahwa banyak cara atau metode
belajar? Belajar sebenarnya apasih? Nah marilah kita membahas tentang belajar. Menurut
anda belajar pastilah dimana kita membaca sebuah buku untuk dapat mengetahui
sesuatu. Disitulah persepsi kita selama ini salah. Masyarakat berpikir bahwa
belajar selalu menggunakan buku dan dituntutnya kita untuk dapat mengerti
sesuatu. Belajar sebenarnya memiliki arti dimana ketika kita tidak mengerti
sesuatu kemudian menjadi mengerti hal tersebut, itulah yang dinamakan belajar. Sebagai
contoh kita ambil. Ketika kita diputuskan oleh pacar kita sendiri kita merasa
sedih, kita merasa hampa, kita merasa tidak ada yang bakal mengerti diriku
lagi, dan lain sebagainya. Tetapi ketika kita membuka mata kita, kita melihat
bahwa masih ada dan masih banyak orang yang dapat mengerti kita. Seperti yang
orang katakana “There’s still plenty of fish in the sea”, kata-kata tersebut
memiliki arti, masih banyak kok cewek di dunia ini. Disanalah kita belajar
untuk mengetahui bahwa dirinya bukan yang tepat untuk kita, kita belajar untuk
melepaskan, kita belajar bahwa sannya sebuah hubungan itu tidak selamanya akan
bertahan dan tidak selamanya haris dipertahankan. Berikut adalah sebuah contoh
Belajar didalam dunia nyata. Nah, setelah mengetahui mengenai belajar marilah
kita mengetahui arti dari Stimulus. Stimulus itu sendiri memiliki arti apa yang
membuat kita bergerak atau apa yang merangsang kita. Hasil dari rangsangan atau
stimulus itu adalah sebuah tindakan atau biasa disebut dengan Respond.
Nah
setelah kita mengetahui belajar itu marilah kita membahas tentang beberapa metode
pembelajaran. Sebagai metode yang paling awal yaitu:
Classical conditioning atau
yang beberapa orang menyebutnya pavlovian. Nah dalam metode ini sebuah stimulus
dikaitkan dengan sebuah stimulus lainnya maka dia akan menghasilkan sebuah
respon. Pengaitan Unconditioned stimulus akan dikaitkan dengan Neutral stimulus
akan menghasilkan Unconditioned respond, bila dilakukan terus menerus maka
dengan adanya sebuah Neutral stimulus saja maka UCR pun akan muncul. Kondisi tersebut
akan berubah menjadi Conditioned Stimulus akan menghasilkan Conditioned respons.
Yang diinginkan dari metode ini adalah agar sebuah respond dapat dimunculkan
atau dikaitkan dengan sebuah stimulus sehingga penghilangan sebuah stimulus
yang lainnya akan tetap dapat menghasilkan sebuah respon yang diharapkan. Sebagai
contoh anjing Pavlov yang sudah terkenal, contoh lainnya adalah kita aggap
bahwa “Mawar” adalah seorang anak yang terlahir di sebuah keluarga. Di dalam
keluarga ini terdapat seorang ayah yang abusive terhadap anaknya. Ketika ayahnya
pulang dari kerja dia akan membanting pintu dan langsung pergi ke ruangan Mawar
untuk mencari dia dan memukulnya. Ketika mendengar bahwa ayahnya pulang Mawar
akan segera bersembunyi. Jika kejadian ini diulang terus maka akan terjadi
sebuah kejadian dimana. Bila pintu terbanting sendirinya, mawar yang berada
dikamarnya akan langsung bersembunyi dan ketakutan. Jika kita jabarkan maka
UCSnya adalah ayah yang abusive, Neutral stimulusnya adalah bantingan pintu,
UCRnya adalah bersembunyi dan ketakutan. Ini adalah sebuah contoh dari
classical conditioning
Setelah
pembahasan mengenai classical conditioning marilah kita membahas tentang Operant
conditioning. Dalam operant conditioning pemantapan dari sebuah respond itu
dikuatkan dengan adanya reward tertentu. Pembagian reinforcementnya ada 4. Marilah
kita membahas mereka:
·
●Fixed ratio
Fixed ratio adalah sebuah penguatan dimana seseosang akan diberikan hadiah bila pada point tertentu dia mencapai apa yang telah ditetapkan oleh si pemberi. Sebagai contoh pemberian permen kepada seseorang setiap dia mencuci piring 2x sehari.
·
●Variable ratio
Penguatan ini diberikan melalui imbalan dan imbalan ini akan diberikan ketika suatu ketetapan yang telah ditentukan tercapai. Tetapi pemberian tidaklah selalu akan diberikan tetapi pemberian ini akan diberikan melalui metode acak jika mereka dapat menyelesaikannya. Contoh, ketika kita melihat mesin slot di casino. Mesin slot itu menggunakan sebuah metode variable ratio dimana ketika kita memutar tuasnya kita ada kemungkinan untuk mendapatkan uang yang ada tetapi tidak selalu mendapatkannya ketika memutar tuas tersebut.
·
●Fixed interval
Penguatan ini bersifat periode, karena setiap masa tenggang yang telah diberikan dan pada saat batas waktu telah tercapai maka pemberian hadiahpun akan diberikan. Sebagai contoh, seorang anak yang akan diberikan makanan favoritnya setiap 2 minggu sekali.
·
● Variable interval
Penguatan ini adalah penguatan yang setidaknya relatif bagus dibandingkan
penguatan yang lainnya karena penguatan ini menggunakan waktu untuk pemberian
hadiah tetapi waktu tersebut tidak ditentukan.berikut grafik yang menunjukkannya
Setelah kita mempelajari tentang
penguatan atau reinforcement kita juga harus mengerti kapan kita harus
memberikan penguatan ini agar penguatan berjalan dengan efisien dan sesuai
dengan yang kita harapkan. Penguatan agar dapat berjalan dengan baik kita perlu
memerhatikan timing dan konsistensi penguatan. Timing adalah sesuatu yang
penting dimana kita perlu mengetahui kapan saatnya yang tepat untuk memberikan
penguatan, jika penguatan diberikan pada waktu yang tidak tepat maka penguatan
itu sendiri akan gagal. Selain timing konsistensi penguatan juga harus
diperhatikan, bila kita sedang mendidik seorang anak untuk menggosok gigi
dimalam hari maka kita harus menekankan dia agar menggosok gigi dan bila dia
tidak menggosok gigi maka kita juga harus menghukum dia dan bukan memaafkan dia
karena tindakan ini.
Motivation
18.09
Pernahkah kita ketika sedang mengajarkan sesuatu kepada
orang dan orang tersebut tiba-tiba kehilangan motivasinya? Nah kasus ini sering
terjadi pada hampir semua orang terutama pada anak-anak yang hendak kita
ajarkan mengenai beberapa hal. Seperti halnya yang terjadi pada saya dimana
anak yang saya ajari mengenai pelajaran tiba-tiba tidak tertarik dengan
pelajaran tersebut dan saya pun bertanya kepadanya mengenai apa yang terjadi,
dan respond dia membuat saya terguncang. “Saya bosan” tutur dia, dan seketika
respond saya langsung mengatakan “Kok kesel ya dek? Ngak pake “S” lg dek, pake
“Z” sekarang dek”. Seketika dia pun langsung tertawa dan mengatakan ku anak
alay. Disini saya makin melihat bahwa minat dia terhadap belajar materi ini
semakin berkurang dan terpaksa saya percepat materi yang hendak dipelajarinya
dan melanjuti kepada pelajaran yang lain. Materi saya percepat tetapi dalam
benak ku hendak ku berpikir untuk melewatinya karena dia benar-benar tidak
tertarik dengan materi ini. Solusi yang saya ambil adalah saya melihat bahwa
dia masih berumur dibawah 10 dan segala tindakannya masih berdasarkan apa yang
bisa membuat dia senang dan keinginannya masih simple. Pada pertemuan
berikutnya ku ambillah sebuah jajanan kesukaannya yang bernama “Chit Chato” (Dilarang
mengendors barang didalam sebuah blog). Kembali saya ulas mengenai materi yang
tidak dapat dia mengerti, ku ulas kembali dan saya memberi dia sebuah permainan
setelah penyampaian materi, apabila dia bisa menjawab pertanyaan saya mengenai
materi yang sedang diajarkan maka dia akan mendapat hadiah yang sudah saya bawa
khusus buat dia. Diapun merasa tersemangati karena disuguhkan dengan sebuah
jajanan kesukaannya. Dari sanalah penyampaian materi berjalan dengan lancer dan
baik. Setelah penyampaian materi saya beri dia soal mengenai apa yang telah
dibahas. Soal pertama sampai ke empat saya berikan mengenai materi, pada soal
kelima saya berkata padanya “Ini soal terakhir yah, kalau bisa jawab koko kasih
permen sama Chit Chato 2 bungkus”, diapun bersemangat untuk bisa mencapai
hadiah itu. Tetapi saya bermain-main dengannya dan memberikan sebuah soal yang
berkaitan tetapi dengan kesuliatan yang lebih tinggi. Pertanyaannya pun ku
lontarkan ke dia dan dia sedikit kebingungan ketika menjawabnya dan akhirnya
dia menyerah. Disaat iinilah saya memberikan dia imbalan yang telah dijanjikan
sebelumnya dengan tambahan beberapa permen karena dia sudah berusaha untuk
mengetahui soal yang saya berikan. Dalam metode ini saya menggunakan apa yang
dinamakan dengan metode Behavioral dimana tindakan dia dimotivasi oleh sesuatu
yang dinamakan reward. Dimana saya menggunakan Chit Chato sebagai sebuah
insentif external.
Motivasi juga tidak hanya ada behavioral saja melainkan ada juga yang lain. Beberapa motivasi tersebut adalah humanistik, kognitif, dan sosial. Nah motivasi kognitif ini sendiri memiliki peran yang sangat penting dan motivasi ini sangat berlawanan dengan behavioral dimana motivasi ini sangat tidak mendukung adanya tekanan atau dorongan eksternal. Ketika seseorang ingin menjadi pintar motivasi kognitif memiliki peran dimana seseorang ini harus melakukan apa yang dia bisa atau apa yang dia miliki untuk dapat memenuhinya dan dia harus melakukannya dengan dorongan sendiri.
Motivasi juga tidak hanya ada behavioral saja melainkan ada juga yang lain. Beberapa motivasi tersebut adalah humanistik, kognitif, dan sosial. Nah motivasi kognitif ini sendiri memiliki peran yang sangat penting dan motivasi ini sangat berlawanan dengan behavioral dimana motivasi ini sangat tidak mendukung adanya tekanan atau dorongan eksternal. Ketika seseorang ingin menjadi pintar motivasi kognitif memiliki peran dimana seseorang ini harus melakukan apa yang dia bisa atau apa yang dia miliki untuk dapat memenuhinya dan dia harus melakukannya dengan dorongan sendiri.
Nah setelah membaca motivasi kognitif dan behavioral kita
membahas tentang motivasi humanistik. Motivasi humanistic adalah sebuah
motivasi dimana mereka memiliki keinginannya untuk bertindak sesuka mereka. Sebagai
contoh agar dapat mengerti mari kita katakana seseorang bernama Mawar adalah
seorang murid disebuah sekolah. Disekolahnya mawar bukanlah seorang anak yang
pintar walaupun begitu Mawar adalah seorang anak pengusaha. Disetiap harinya
mawar selalu diejek oleh teman-temannya karena tidak bisa mengerjakan beberapa
soal yang telah diberikan oleh guru. Merasa tersinggung, Mawar kemudian
bertekad untuk belajar dan akhirnya Mawarpun sudah bisa mengerti beberapa
pelajaran yang diterangkan oleh gurunya dan temannya pun tidak begitu meledek
dia lagi. Sekian motivasi humanistik,
Sekarang mengenai motivasi sosial. Di motivasi sosial seseorang bertindak atau bersemangat melakukan sesutatu karena didorong oleh sesuatu yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, menjaga sebuah hubungan dan mengakrabkan diri dengan seseorang. Agar dapat mengerti motivasi ini sebagi contohnya sebuah pengalaman saya. Dulu saya merupakan seseorang yang sangat membenci pelajaran inggris, guru yang menerangkan mata pelajaran itu bersifat hanya teacher centered dimana dia tidak menuntut kita untuk aktif. Karena hal tersebut saya menjadi malas untuk belajar inggris. Pada saat kenaikan kelas dan melihat guru saya digantkan oleh seorang guru baru saya tidak begitu berharap banyak karena mungkin dia akan melakukan apa yang guru sebelumnya lakukan juga. Tetapi, pada beberapa pertemuaan berikutnya saya melihat bahwa tipe pengajaran dia sangatlah berbeda dengan guru sebelumnya dimana guru yang sekarang menuntut kemengertian siswa dan keaktifan siswa. Sayapun menjadi bersemangat untuk mempelajari inggris karena guru tersebut memotifasi saya untuk belajar dan sampai sekarang saya masih juga belajar inggris walaupun tidak secara formal tetapi melalui beberapa pelajaran yang didapat dari internet. Itulah sebuah pengalaman saya. Dan sebagai sesuatu kesimpulan suatu motivasi adalah sesuatu yang sangat penting di kehidupan kita dimana tindakan kita akan semakin terpacu dengan adanya motivasi. Berikan suatu motivasi kepada seseorang bila ingin melihat hasil yang diharapkan dan hasil yang bagus.
Sekarang mengenai motivasi sosial. Di motivasi sosial seseorang bertindak atau bersemangat melakukan sesutatu karena didorong oleh sesuatu yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, menjaga sebuah hubungan dan mengakrabkan diri dengan seseorang. Agar dapat mengerti motivasi ini sebagi contohnya sebuah pengalaman saya. Dulu saya merupakan seseorang yang sangat membenci pelajaran inggris, guru yang menerangkan mata pelajaran itu bersifat hanya teacher centered dimana dia tidak menuntut kita untuk aktif. Karena hal tersebut saya menjadi malas untuk belajar inggris. Pada saat kenaikan kelas dan melihat guru saya digantkan oleh seorang guru baru saya tidak begitu berharap banyak karena mungkin dia akan melakukan apa yang guru sebelumnya lakukan juga. Tetapi, pada beberapa pertemuaan berikutnya saya melihat bahwa tipe pengajaran dia sangatlah berbeda dengan guru sebelumnya dimana guru yang sekarang menuntut kemengertian siswa dan keaktifan siswa. Sayapun menjadi bersemangat untuk mempelajari inggris karena guru tersebut memotifasi saya untuk belajar dan sampai sekarang saya masih juga belajar inggris walaupun tidak secara formal tetapi melalui beberapa pelajaran yang didapat dari internet. Itulah sebuah pengalaman saya. Dan sebagai sesuatu kesimpulan suatu motivasi adalah sesuatu yang sangat penting di kehidupan kita dimana tindakan kita akan semakin terpacu dengan adanya motivasi. Berikan suatu motivasi kepada seseorang bila ingin melihat hasil yang diharapkan dan hasil yang bagus.