Pentingkah pendidikan prasekolah?
21.03
“At the end of the day, the most overwhelming key to a
child's success is the positive involvement of parents.”
(Jane D. Hull)
Apakah pendidikan anak pada masa prasekolah itu penting?
Apakah hal tersebut dapat mempengaruhi masa depan mereka? Jawaban dari semua
hal itu merupakan sesuatu yang krusial sekali. Beberapa psikolog menyatakan
bahwa pendidikan pra sekolah sangatlah mempengaruhi mental dan juga psikis anak
untuk kedepannya. Pendidikan prasekolah sangatlah penting karena pendidikan
tersebut mendidik anak dalam menghadapi beberapa hal yang dibutuhkan dalam
membentuk pribadi yang sehat untuk mereka. Marilah kita melihat defenisi dari
Anak Prasekolah
Yang dimaksudkan dengan anak prasekolah adalah mereka yang
berusia antara 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman (1993). Mereka biasanya
mengikuti program prasekolah dan kindergarten. Sedangkan di
Indonesia, umumnya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan -5
tahun) dan Kelompok Bermain (usia3 tahun), sedangkan pada usia4-6 tahun
biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.
Masa prasekolah dapat merupakan masa-masa bahagia dan amat
memuaskan dari seluruh masa kehidupan anak. Untuk itulah kita perlu menjaga hal
tersebut berjalan sebagaimana adanya. Janganlah memaksakan sesuatu karena diri
kita sendiri dan mengharapkan secara banyak dan segera, maupun mencoba untuk
melakukan hal-hal yang memang mereka belum siap. Suatu hal yang tidak mudah
untuk mengajari anak untuk berhitung, membaca ataupun menulis pada masa-masa
pertama kehidupannya.
Masa prasekolah adalah masa pertumbuhan. Masa-masa ini
adalah masa menemukan orang seperti apa anak tersebut, dan teknik apakah yang
bisa cocok dalam menghadapinya. Masa prasekolah adalah masa belajar, tetapi
bukan dalam dunia dua dimensi (pensil dan kertas) melainkan belajar pada dunia
nyata, yaitu dunia tiga dimensi. Dengan perkataan lain, masa prasekolah
merupakan time for play.
Ciri Anak
Prasekolah atau TK – Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan
tradisi. Perkembangan
sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anakdalam
mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan
bermasyarakat.
Dalam proses perkembanganya ada ciri-ciri yang melekat dan
menyertai periode anak tersebut.
Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6
tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri anak TK dan
prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.
1) Ciri Fisik Anak
Prasekolah Atau TK.
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan
dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya
aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan
sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan
berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak
menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang
diperlukan anak.
2) Ciri Sosial Anak
Prasekolah atau TK
Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua
sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat
menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang
dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat
dari jenis kelamin yang berbeda.
Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak
yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among praschool
children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di
sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial:
a) Tingkah laku
unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di
sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
b) Bermain soliter anak
bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang
dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak
saling berbicara.
c) Tingkah laku onlooker
anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar
tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain
bersama.
d) Bermain pararel anak-anak
bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama
dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi
dengan cara tidak saling bergantung.
e) Bermain asosiatif anak
bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu,
masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
f) Bermain
Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada
pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan,
misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.
3) Ciri Emosional Anak
Prasekolah atau TK
Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan
terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka
seringkali memperebutkan perhatian guru.
4) Ciri Kognitif Anak
Prasekolah atau TK
Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian
dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak
diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi
pendengar yang baik.
Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,
kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite
dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang
menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:
a) Lakukan interaksi
sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b) Tunjukkan minat
terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
c) Berikan kesempatan
kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk
melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.
a) Doronglah
anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku.
b) Tentukan
batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
c) Kagumilah
apa yang dilakukan anak.
d) Sebaiknya
apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan
hati.
Setelah kita melihat definisi dan ciri dari anak prasekolah.
Apakah ada muncul dibenak anda bahwa hal-hal tersebut merupakan hal yang
krusial dalam membentuk mereka? Apa yang harus kita lakukan sebagai orang
dewasa agar dapat membantu membentuk mereka menjadi pribadi yang sehat dan
berguna untuk masyarakat kedepannya. Hal-hal tersebut berupa Bagaimana anak bereaksi
terhadap hal‑hal rutin. Bagaimana anak berperilaku pada saat perpindahan dari
satu kegiatan ke kegiatan lain, periode tenang dan periode aktif, periode
kegiatan kelompok dan periode kegiatan perorangan. Amati anak saat berpisah
dengan orangtua, makan, menggunakan toilet, berpakaian, mencuci tangan, dan
beristirahat.
Jadi Apakah pendidikan tersebut penting menurut anda?
Jadi Apakah pendidikan tersebut penting menurut anda?
Apa itu test?
02.39
Didalam hidup kita, terutama ketika kita sedang sekolah pada
dulunya. Pernahkah setelah mempelajari mengenai sesuatu dan diumumkan oleh guru
mengenai ujian yang akan diadakan secepat mungkin? Tanpa perlu anda jawab,
tentu jawabannya pasti “Iya”. Kenapa saya bisa menebak hal tersebut? Sebenarnya
hal tersebut bukanlah sesuatu hal yang sangatlah menakjubkan untuk dapat
ditebak. Tujuan dilakukanlah Ujian tersebut merupakan sesuatu yang
diperuntukkan agar dapat mengetahui batas pemahaman kita mengenai sesuatu.
Ujian juga dapat disebut dengan tes. Tes pada hakikatnya adalah serangkaian
pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh pserta didik yang
hasilnya digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik. Sebagai alat
pengukuran dalam evaluasi, tes memberikan data kuantitaif.
Tujuan Tes
Tes bukanlah hanya sesuatu yang dilakukan untuk kesenangan. Mungkin
ada yang berpikir “Kenapa tes perlu dilakukan? Apakah guru hanya ingin menyiksa
kita?”. Hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang dipikirkan oleh seseorang yang
awam mengenai makna dan tujuan dari tes itu sendiri. Tujuan tes dalam
pembelajaran adalah menyediakan informasi yang akurat mengenai tingkat
pencapaian dalam proses pembelajaran, sehingga dapat diambil keputusan menganai
tindak lanjut apa yang harus dilakukan terhadap peserta didik.
Setelah kita mengerti mengenai tujuan dan difinisi dari tes
yang telah dijabarkan. Jadi sebenarnya tujuan dan fungsi dari tes itu
sebenarnya apa? Apa fungsi diadakannya sebuah test?. Fungsi dari tes itu
sendiri adalah
1. Tes
Formatif (Formative Test)
Diberikan secara periodik untuk memantau kemajuan belajar
peserta didik selama ptoses pembelajaran berlangsung dan untuk memberi umpan
balik (feed back) guna penyempurnaan programpembelajaran. Digunakan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan yg memerlukan perbaikan agar pembelajaran
menjadi lebih baik. Tes formatif umumnya mengacu pada suatu kriteria sehingga
sering disebut Tes Acuan Kriteria (Criterion Referenced Test)
2. Tes Penempatan (Placement
Test)
Diberikan pada awal tahun pelajaran sebagai proses untuk
mengukur kesiapan peserta didik dan mengetahui tingkat pengetahuan yang dicapai
sehubungan denngan program pembelajaran yang akan ditempuh. Maksud tes ini
adalah untuk menempatkan peserta didik sesuai tingkat pengetahuan yang dicapai
atau dimiliki. Tes ini disebut juga Tes Acuan Norma (Norm Referenced Test)
karena mengacu pada morma tertentu.
3. Tes Diagnostik (Diagnostic
Test)
Bertujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajat paserta didik
dan mengupayakan perbaikannya. Tes diagnostik memerlukan sejumlah soal yang
bervariasi dan difokuskan pada pokok-pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang
diperkirakan melupakan kesulitan siswa. Tujuannya untuk memperoleh informasi
bagian-bagian tertentu dari suatu pokok bahasan yang belum dikuasai oleh peserta
didik. Atas dasar informais tsb maka dapat diupayakan perbaikan (remidial) oleh
guru.
4. Tes Sumatif (Summative
Test)
Biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir suatu
jenjang pendidikan. Test ini bertujuan untuk memberikan nilai yang menjadi
dasar untuk mengambil keputusan apakah siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak.
Ruang lingkup tes sumatif harus luas dan mencakup seluruh bahan yang
diprogramkan sepanjang tahun atau sepanjang jenjanng pendidikan. Tingkat
kesukarannya pun perlu bervariasi.
5. Tes seleksi
Tes ini berujuan untuk memilih atau menyaring peserta didik
yang memiliki prestasi yang cukup tinggi. Biasanya digunakan untuk sekesi masuk
perguruan tinggi, penerimaan beasiswa, dll. Tes seleksi harus memiliki tingkat
kesukaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan tes prestasi belajar. Tes
seleksi harus berada di tingkat atas kesukaran rata-rata dari soal tes sumatif.
Setelah kita melihat mengenai test. Kita akan melewati tahap
berikutnya yaitu, Evaluasi. Apa maksud dari evaluasi itu sendiri? Evaluasi adalah
proses dimana hasil kerja kita dipertimbangkan, diteliti, ditelaah, dan juga
diproses. Dalam proses evaluasi data dari tes akan dipakai untuk menjadikan
input kedalam suatu sistem yang kemudian akan menghasilkan output berdasarkan
tes yang telah dilakukan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui
proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3
hal penting yaitu : input, transformasi dan output. Nah, jadi apa
sebenarnya fungsi dan maksud dari Evaluasi itu sendiri?
Evaluasi memiliki beberapa fungsi yaitu ;
- · Fungsi selektif
- · Fungsi diagnostic
- · Fungsi penempatan
- · Fungsi keberhasilan
Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah ;
- · Perbaikan system
- · Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
- · Penentuan tindak lanjut pengembangan.
Menurut Mantra (1997), evaluasi secara umum dibedakan atas :
- · Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat merencanakan suatu program dengan tujuan menghasilkan informasi yang akan dipergunakan untuk mengembangkan program agar program sesuai dengan masalah atau kebutuhan masyarakat.
- · Evaluasi proses adalah proses yang memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program dan memastikan keterjangkauan elemen fisik dan struktural dari program tersebut.
- · Evaluasi sumatif yaitu memberikan pernyataan efektif suatu program selama kurun waktu tertentu dan dimulai setelah program berjalan.
- · Evaluasi dampak program yaitu menilai keseluruhan efektifitas program dalam menghasilkan target sasaran.
- · Evaluasi hasil yaitu menilai perubahan-perubahan atau perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas atau indikator status kesehatan lainnya untuk sekelompok penduduk tertentu.
Manfaat Evaluasi Pembelajaran
- · Ada tujuan juga pasti ada manfaat, berikut ini manfaat dari dilakukannya evaluasi pembelajaran.
- · Kurikuler, sebagai pengukur apakah tujuan mata pelajaran telah tercapai atau belum.
- · Instruksional, sebagai alat ukur apakah proses belajar mengajar telah berjalan sesuai rencana.
- · Placement, melakukan penempatan yang sesuai kepada siswa tentang pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya
- Diagnostik, sebagai alat diagnostik untuk mengetahui kelemahan siswa dan memberikan solusi penyembuhan atau penyelesaian kepada siswa-siswa yang mengalami kesulitan.
- Administratif BP, sebagai input bagi bagian BP untuk membantu mengarahkan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Bimbingan dan konseling?
01.00Ketika kita hidup dalam kehidupan kita sehari-hari. Pernahkah kita berpikir bahwa kita sedang mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan? Pernahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri apa yang sebenarnya harus kita lakukan? Alasan-alasan tersebut merupakan penyebab mengapa bimbingan dan konseling itu ada. Ketika kita sedang membutuhkan bantuan yang sangatlah penting dan krusial. Apakah hanya seorang teman dapat menolong kita? Mungkin dalam beberapa kasus kita akan berpikir bahwa teman kita dapat membantu kita menghadapi kesulitan itu. Tetapi apakah saran yang diberikan olehnya tepat dalam menangani masalah anda? Dibutuhkannya sebuah tenaga ahli untuk dapat mengerti akar maupun dasar dari permasalahan anda dan itulah penyebab mengapa bimbingan dan konseling dibutuhkan. Sebelum kita membahas mengenai bimbingan dan konseling. Kita akan menjabarkan definisi mereka terlebih dahulu
Bimbingan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan
konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian,
pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan
merupakan suatu proses pemberian bantuan. Sebenarnya apakah tujuan dari
bimbingan? Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta
didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara
optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan
guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Bimbingan juga merupakan
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara
tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam
hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat.
Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
konseling merupakan suatu hubungan profesional antara
seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat
individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari
dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan
terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna
bagi dirinya.
Setelah kita melihat arti dari bimbingan dan konseling. Apakah
kita mengetahui fungsi dari bimbingan dan konseling? Berikut beberapa fungso
menurut Nasution (1992) mengenai bimbingan konseling:
Fungsi pencegahan Maksud dari fungsi pencegahan adalah bahwa
bimbingan konseling merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
Dalam hal ini BK membantu anak didiknya untuk agar terhindar dari masalah yang
dapat menghambat perkembangan mereka.
Fungsi penyaluran Dalam pendidikan bimbingan konseling
berfungsii sebagai penyaluran maksudnya adalah bahwa bimbingan konseling
berfungsi untuk menyalurkan bakat dan minat anak supaya bisa menghasilkan
prestasi yang sebaik-baiknya.
Fungsi penyesuaian Maksud dari bimbingan konseling berfungsi
sebagai penyesuaian adalah bahwa pelayanan bimbingan dan penyuluhan berfungsi
membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dalam
paparan diatas dapat di katakan bahwa bimbingan konseling sebagai penyesuaian
maksudnya adalah bimbingan konseling harus mampu menyesuaikan murid
dengan lingkungannya yaitu lingkungan sekolah dan sebagai penyesuaian dalam
mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan keadaan siswa.
Fungsi fungsi yang telah dijabarkan merupakan fungsi-fungsi
umum yang dapat kita lihat secara langsung dalam bimbingan konseling. Setelah melihat
fungsi dari bimbingan konseling, marilah kita melihat tujuan bimbingan dan
konseling dalam lingkungan sekolah. Tujuan adanya bimbingan dan konseling di lingkungan sekolah adalah agar siswa:
- Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
- Dapat menegembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka senangi.
- Membuat pilihan secara sehat
- Mampu menghargai oranglain
- Memiliki rasa tanggung jawab
- Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
- Dapat menyelesaikan konflik
- Dapat membuat keputusan secara efektif
Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan bimbingan
konseling membantu siswa agar.
- Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif
- Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
- Mampu belajar secara efektif
- Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi/ ujian
Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan dan bimbingan
konseling membantu siswa agar:
- Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan didalam lingkungan kerja
- Mampu merencanakan masa depan
- Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.
Observasi Sutomo 2
06.01
Bab 1
Pendahuluan
Pendidikan merupakan
suatu proses bagi seseorang untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik.
Pendidikan sudah diterapkan dari masa nenek moyang manusia. Tidak ada kata
terlambat dalam menempuh pendidikan. Setiap orang berhak mendapatkan
pendidikan. Ada beberapa pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan bisa saja bermula dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan
oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam
kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum
kelahiran.Pendidikan bisa diperoleh baik secarah formal dan nonformal. Pendidikan
Formal diperoleh dalam kita mengikuti progam-program yang sudah dirancang
secara terstruktur oleh suatu intitusi, departemen atau kementerian suatu
negara. Pendidikan non formal adalah pengetahuan yang
didapat manusia (Peserta didik) dalam kehidupan sehari-hari (berbagai
pengalaman) baik yang dia rasakan sendiri atau yang dipelajarai dari orang lain
(mengamati dan mengikuti).
Dalam Kamus Bahasa
Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan , yang berasal dari kata
“didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik”
artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran.
Bab 2 Landasan Teori
2.1 Mengelola Kelas Secara Efektif
Manajemen kelas yang efektif
memaksimalkan kesempatan belajar anak-anak. Para ahli dalam manajemen kelas
mengungkapkan bahwa telah terjadi perubahan pemikiran tentang cara terbaik
untuk mengelola kelas. Pandangan sebelumnya lebih menekankan pembuatan dan
penerapan peraturan dalam mengendalikan perilaku siswa. Pandangan terbaru lebih
memfokuskan diri pada kebutuhan siswa dalam memelihara hubungan dan kesempatan
untuk meregulasi diri. Manajemen kelas yang mengorientasikan siswa ke arah
kepasifan dan kepatuhan dengan peraturan yang ketat bisa merusak keterlibatan
mereka dalam pembelajaran yang aktif, tingkat pemikiran yang lebih tinggi, dan
konstruksi sosial pengetahuan. Tren baru dalam manajemen kelas menempatkan
lebih banyak penekanan pada pembimbingan siswa ke arah disiplin diri dan lebih
sedikit penekanan pada pengendalian siswa secara eksternal. Dalam tren saat ini
yang berpusat pada siswa, guru lebih dianggap sebagai pembimbing, coordinator,
dan fasilitator. Model manajemen kelas yang baru tidak berarti masuk kedalam
model yang permisif. Penekanan terhadap perhatian dan regulasi diri siswa tidak
berarti bahwa guru melepaskan tanggung jawab atas apa yang terjadi di dalam
kelas.
2.2 Masalah-Masalah pada Kelas yang
Besar dan Berpotensi Menimbulkan Kekacauan
Ø Ruang kelas itu multidimensional,
ruang kelas adalah tempat untuk banyak aktivitas yang berkisar dari aktivitas
akademis sampai aktivitas sosial. Guru harus terus mencatat dan memantau
perkembangan siswa.
Ø Aktivitas terjadi secara bersamaan,
banyak
aktivitas kelas terjadi secara bersamaan.
Ø Hal-hal terjadi dengan cepat, peristiwa-peristiwa
seringnya terjadi dengan cepat di ruang kelas dan sering kali membutuhkan
respon saat itu juga.
Ø Peristiwa sering kali tidak dapat
diprediksi, meskipun sudah merencanakan aktivitas
hari itu dan sangat teratur, peristiwa yang tak terduga tetap akan terjadi.
Ø Hanya ada sedikit privasi, ruang
kelas adalah tempat umum dimana siswa mengobservasi bagaimana guru menangani
masalah kedisiplinan, peristiwa yang tidak terduga, dan keadaan yang membuat
frustasi. Sebagian besar dari apa yang terjadi pada seorang siswa diobservasi
oleh siswa lain dan siswa membuat atribusi tentang apa yang terjadi.
Ø Ruang kelas memiliki sejarah, siswa
mempunyai kenangan tentang kejadian sebelumnya di kelas mereka. Mereka
mengingat bagaimana guru menangani maslaah kedisiplinan sebelumnya, dimana
siswa mendapatkan lebih banyak hak istimewa daripada siswa lain, dan apakah
guru bertindak sesuai janjinya. Beberapa minggu pertama tahun ajaran sekolah
adalah penting untuk menetapkan prinsip-prinsip manjemen kelas.
Sifat
kelas yang besar dan kompleks bisa menimbulkan masalah apabila kelas tidak
dikelola secara efektif. Masalah seperti ini merupakan persoalan umum yang
utama tentang sekolah. Kurangnya kedisiplinan dianggap sebagai masalah yang
paling penting kedua, setelah kurangnya dukungan financial (Gallup Poll, 2004).
2.3
Strategi dan Tujuan Manajemen
Manajemen kelas yang efektif
bertujuan untuk:
Ø Membantu siswa menghabiskan lebih
banyak waktu untuk belajar dan lebih sedikit untuk perilaku yang tidak mengarah
pada tujuan. Manajemen kelas yang baik akan membantu
memaksimalkan waktu pembelajaran guru dan waktu belajar siswa.
Ø Mencegah siswa mengembangkan
masalah. Sebuah kelas yang dikelola dengan baik tidak hanya
membantu perkembangan pembelajaran, tetapi juga membantu mencegah berkembangnya
masalah akademis dan emosional. Kelas yang dikelola dengan baik membuat
siswa-siswa tetap sibuk dengan tugas yang aktif dan menantang, melakukan
aktivitas yang membuat siswa menjadi terpikat dan termotivasi untuk belajar,
serta menetapkan peraturan yang jelas yang harus diterima oleh siswa.
2.4
Gaya Penyusunan Ruang Kelas
Ø Gaya
Auditorium (auditorium style), semua siswa duduk menghadap guru. Susunan ini
mencegah kontak siswa secara berhadap hadapan dan guru bebas untuk bergerak
kemana pun didalam ruangan.
Ø Gaya
berhadap-hadapan (face-to-face style), siswa duduk menghadap satu sama lain.
Gangguan dari siswa lain akan lebih tinggi daripada dalam gaya auditorium.
Ø Gaya
off-set (off-set style), siswa dalam jumlah kecil (biasanya tiga atau empat)
duduk di meja, tetapi tidak duduk berseberangan secara langsung dari satu sama
lain. Gaya ini menghasilkan lebih sedikit gangguan daripada gaya
berhadap-hadapan dan bisa efektif untuk aktivitas belajar yang kooperatif.
Ø Gaya
seminar (seminar style), siswa dalam jumlah besar (sepuluh atau lebih) duduk
dalam susunan sirkuler, empat persegi, atau bentuk U.
Ø Gaya
kelompok (cluster style), siswa dalam jumlah kecil (biasanya empat sampai
delapan) bekerja dalam kelompok kecil yang berdekatan.
2.5 Menjadi seorang komunikator
yang baik
2.5.1 Komunikasi Verbal
Ketika berbicara di dalam kelas dan
dengan siswa,, salah satu hal terpenting yang harus diingat adalah untuk dengan
jelas mengomunikasiskan informasi. Kejelasan berbicara sangatlah penting dalam
pengajaran yang baik. Para ahli komunikasi merekomendasikan untuk mengganti
pesan “Anda” dengan pesan “Saya” karena membantu untuk mengalihkan percakapan
kea rah yang lebih konstruktif dengan mengungkapkan perasaan tanpa menilai
orang lain. Kemudian aspek lain dalam komunikasi verbal melibatkan bagaimana
orang-orang menghadapi konflik.
2.5.2 Komunikasi Nonverbal
Selain dengan berbicara, guru juga dapat
berkomuniasi melalui bagaimana dia melipat tangan, melemparkan pandangan,
menggerakkan mulut, menyilangkan kaki, atau menyentuh orang lain.
2.6 Menangani Perilaku Bermasalah
Intervensi bisa dikarakteristisasikan
sebagai minor atau moderat. Intervensi minor melibatkan penggunaan petunjuk
nonverbal, membiarkan aktivitas tetap berjalan, mendekati siswa, mengalihkan
perilaku, memberikan pembelajaran yang dibutuhkan, secara langsung dan tegas
memberitahu siswa tersebut untuk menghentikan perilaku tersebut, serta memberi
siswa sebuah pilihan. Intervensi moderat melibatkan tidak memberikan hak
istimewa atau aktivitas yang diinginkan, mengasingkan atau memindahkan siswa,
serta memberikan hukuman.
Kekerasan adalah persoalan utama yang semakin meningkat di sekolah.
Bersiaplah untuk tindakan agresif dari pihak siswa sehingga guru bisa dengan
tenang menghadapinya. Berusahalah untuk emnghindari argument atau konfrontasi
emosional.
Bab 3 Landasan Teori
3.1. Rundown Kegiatan
Observasi (Jum’at, 31 Maret 2107)
·
07.45 s/d 08.00: Berdiskusi dengan dewan
pengajar sebelum melakukan observasi.
·
08.00 s/d 08.15: Dewan pengajar
membimbing siswa bernyanyi dan berbicara menggunakan bahasa mandarin.
·
08.15 s/d 08.30: Dewan pengajar
memeberikan latihan pada siswa
·
08.30 s/d 09.15: Dewan pengajar
membimbing siswa bernyanyi dan berbicara menggunakan bahasa indonesia.
·
09.15 s/d 09.30: Istirahat.
·
09.30 s/d 10.00: Tim observasi
memberikan games kepada siswa.
·
10.30 s/d 11.00: Tim observasi
memberikan beberapa pertanyaan pada siswa.
·
11.00 : Selesai
3.2. Sistematika Observasi
·
Kelompok tiba
di TK Sutomo 2 pada pukul 07.40dan langsung menuju ruang kepala sekolah
untuk melakukan diskusi dan meminta izin pemakaian kelas dengan tujuan untuk
dapat melakukan sebuah observasi sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar
di sekolah.
·
Pukul
08.00 anak-anak sudah duduk rapi didalam kelas dan siap untuk belajar. Kelas dipimpin oleh dua dewan pengajar, salah seorang
dewan pengajar membuka kelas dengan bernyanyi menggunakan bahasa mandari yang
sepertinya sudah sangat dihafal oleh para siswa, karena mereka dapat mengikuti
nyanyian dewan pengajar tersebut dengan baik.
Dewan pengajar tersebut kemudian mengeluarkan buku panduan yang dimiliki semua siswa, lalu membimbing para siswa untuk mengeja menggunakan bahasa mandarin dengan alat bantu gambar yang sudah tersedia di buku panduan tersebut. Setelah itu dewan pengajar menjelaskan maksud gembar tersebut dengan metode cerita, adapun topik yang dibahas di bukunpanduan tersebut mengenai petir.
Dewan pengajar tersebut kemudian mengeluarkan buku panduan yang dimiliki semua siswa, lalu membimbing para siswa untuk mengeja menggunakan bahasa mandarin dengan alat bantu gambar yang sudah tersedia di buku panduan tersebut. Setelah itu dewan pengajar menjelaskan maksud gembar tersebut dengan metode cerita, adapun topik yang dibahas di bukunpanduan tersebut mengenai petir.
Setelah itu dewan pengajar kembali mengajak siswa untuk bernyanyi, tetap
menggunakan bahasa mandarin, yang juga sudah dihafal dengan baik oleh para
siswa.
·
Pukul 08.15
para siswa diberi latihan menulis dengan tulisan sambung seperti yang
dicontohkan oleh dewan pengajar dipapan tulis. Setelah itu dewan pengajar juga
memberika latihan menghitung kepada para siswa.
·
Pukul
08.30 anak-anak sudah siap melakukan latihan yang diberikan oleh dewan
pengajar. Kelas kemudian dipimpin oleh dewan
pengajar untuk bernyanyi, namun kali ini menggunakan bahasa indonesia akan
tetapi beberapa siswa masih kesusahan untu mengikuti dikarenakan beberapa dari
mereka menggunakan bahasa mandarin sebagai bahasa dasar dilingkungan keluarga
mereka, akan tetapi tidak ada kendala yang sangat berarti karena beberapa murid
yang mampu mengikuti dengan baik tetap bersemangat bernyanyi sehingga menutupi
kekuranagn dari teman-temannya yang tidak lancar.
Kelas ini sangant cocok dijadikan sebagai contoh kelas multikultural,
dikarenakan aanya perbedaan suku dan ras baik diantara dewan pengajar dan
siswa, akan tetapi kelas tetap berjalan dengan baik tanpa membedan ras yang
satu dengan ras yang lain, bahkan siswa mampu dalam beradaptasi dengan
kehadiran tim observasi sekalipun berasal dari ras ataupun suku yang berbeda
dengan siswa tersebut. Akan tetapi para siswa tetap mau bermain bersama
personel dari tim observasi.
Setelah bernyanyi dewan pengajar bantuan buku panduan mengajak siswa
untuk mengeja menggunakan bahasa indonesia, dengan tema yang sama yaitu petir,
dan dengan metode yang sama juga. Hal ini juga membantu tim observasi yang
tidak bisa berbahasa mandarin memahami apa yang diajarkan dewan pengajar pada
sesi pertama kepada siswanya. Dan hali ini sekaligus membantu melatih para
siswa yang masih belum terbiasa menggunakan bahasa indonesia. Kemudian kelas kembali dilanjutkan dengan
bernyanyi yang dipandu oleh dewa pengajar, tetap menggunakan bahasa indonesia.
·
Pukul 09.15 siswa beristirahat dan
memakan bekal-bekal yang telah dibawa mereka dari rumah. Beberapa siswa ada
yang disediakan oleh sekolah.
·
Pukul 09.30 siswa yang sudah selesai
makan sudah bersiap untuk melanjutkan pelajaran. Kali ini tim observasi
dipersilahkan oleh dewan pengajar untuk memimpin kelas, dan kesempatan ini tim
observasi gunakan untuk memeberikan games. Dimana sebelum games dimulai tim
observasi memnjanjikan hadiah bagi pemenang games.
Tujuan diadakan games adalah, (1) untuk
melihat jiwa kompetitif para siswa terkait dengan hadiah yang diperebutkan,
yang mana tim observasi mengiming-imingi siswa dengan coklat. (2) untuk melihat
jiwa kejujuran yang ada pada siswa, yang mana tim observasi mempersilahkan
siswa yang gagal untuk tidak mengikuti babak selanjutnya, tanpa diperintahkan
oleh tim observasi.
Games dimulai dengan salah seorang tim
dari tim observasi meminta siswa untuk berdiri dan kemudian menjelaskan games
yang akan dimainkan, yakni games ‘Topi Saya Bundar”. Games dilakukan dengan
menyanyikan lagu topi saya bundar dengan gerakan yang sudah diperagakan oleh
tim observasi, akan tetapi pada saat bernyanyi tim observasi yang memimpin games
akan memeperagakan gerakan yang salah. Apa bila ada siswa yang melakukan
gerakan yang salah maka tim observasi akan mempersilahkan yang salah untuk
duduk. Kemudian games dilanjtkan dengan siswa yang masih bertahan.
Beberapa siswa yang gagal tidak mau untuk
duduk dikarenakan dua hal (1) siswa tidak mengerti dengan games yang dimainkan,
yang diketahui dari raut wajah siswa yang kebingungan selama mengikuti games.
(2) siswa menginginkan hadiah tersebut, yang diketahui dari aktifnya siswa
mengikuti games akan tetapi ketika ia salah ia tak mau untuk duduk. Games
diakhiri dengan pemberian hadiah kepada beberpa siswa yang mampu bertahan.
·
Pukul 10.30 tim obervasi melanjutkan
kesempatan yang diberikan oleh dewan pengajar dengan memberikan quiz berupa
teka-tekiguna melatih critical thinking mereka. Quiz yang diberikan berkaitan
dengan buah-buahan dan hewan, dimana tim observasi yang memberikan quiz
menjelaskan ciri-ciri dari buah atau hewan tersebut. Kemudian meminta siswa
yang mengetahui jawabannya untuk mengangkat tangan sebelum menjawab. Siswa yang
menjawab dengan benar kali ini diberi hadiah permen.
Siswa yang dalam kesempatan sebelumnya
gagal mendapatkan coklat sangat antusias untuk menjawab teka-teki yang
diberikan oleh tim observasi, bahkan mereka yang berhasil pada sesi games tak
mau ketinggalan untuk menjawab pertanyaan. Sesi quiz pun diakhiri begitu permen
yang disediakan habis, dan setiap siswa mendapat kesempatan untu menjawab.
·
Pukul 11.00 kegiatan observasi pun diakhiri
dengan sesi foto bersama dengan siswa dan guru. Dilanjutakan dengan perginya ke
ruang kepala sekolah untuk dapat mengucapakan kata terima kasih kepada kepala
sekolah yang bersangkutan atas kerja samanya sehingga proses observasi dapat
belajalan dengan lancar.
Testimoni ketika observasi:
Anthony: Gurunya ramah sampai mengantar kami ke kelas yang diajari olehnya.
Anak muridnya KAWAII semua. Waktu ku membantu Fadhil dalam memberikan arahan
kepada murid terhadap gamesnya, kami mengalami kesulitan karena mereka kurang
fasi
Flo:Gurunya membantu kami berkomunikasi dengan anak anak dengan bahasa
mandarin. Kami butuh belajar bahasa mandarin ahahaha.
Syifa:Keaktifan anak-anak yang bersemangat ingin mendapat coklat dan
permen. Padahal sebelumnya ngak bersemangat mereka. Tapi mereka tetep juga
lucu.
Fadhil:Biarpun mereka awalnya bingung mengikuti saya ketika bernyanyi dan
mengikuti gerakan, tetapi mereka cukup aktif. Pertama-tama waktu diarahkan
mereka semua bengong.
Fajri Zahara: anak anak sangat
menyenangkan dan ramah pada kami, walaupun awalnya malu malu.
Farah: anak anaknya mau diajak bekerja
sama, terumata urusan foto. Mereka sangat ramah pada kami. Waktu diteriaki
“Ayok foto adik-adik” wuih… langsung semua ngumpul berderet hahaha.
Larasati: Wes keren lah anak-anak sutomo
ini, walau kurang bisa bahasa Indonesia cuman pemantapan bahasa inggris,
mandarin, dan cina mereka keren. Salut dah ama mereka.